Selasa, 23 Agustus 2011

PUISI SEBAGAI CATATAN HARIAN

Oleh : Fakhriyansyah

Menulis puisi adalah suatu kegiatan nyata yang menuangkan segenap inspirasi, imajinasi dan kreatifitas kita dalam bentuk tulisan. Sebenarnya tanpa kita sadari setiap hari kita sudah melakukan kegiatan berpuisi meskipun dalam bentuk ragam tuturan lisan. Puisi juga sebagai suatu hobby yang luar biasa indah dan tidak memerlukan tenaga yang ekstra dan otot yang kuat. Kekuatan puisi terletak pada sisi keindahan dari si penulisnya atau penggubahnya. Puisi adalah panggilan jiwa yang mampu membantu si penulis atau pembaca untuk dapat mendalami makna yang seharusnya diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

FAKHRIYANSYAH, sosok yang mengagumi puisi dan juga gemar menulis puisi dalam setiap kegiatan. Pengagum Hj. Suryatati A Manan ini, memang sosok yang bersahaja. Lahir di Kota Tanjungpinang Kota Gurindam Negeri Pantun, 05 Mei 1991. Anak bungsu dari 2 bersaudara ini, aktif dan giat dalam dunia puisi, pantun, syair dan gurindam. Sehingga pada suatu kesempatan ia diberikan gelar oleh gurunya diwaktu SMP yaitu BUDAK GURINDAM. Lulusan SD Negeri 005 (003, skrg) Tanjungpinang Barat pada tahun 2003, SMP Negeri 1 Tanjungpinang (2006) dan SMA Negeri 1 RSBI Tanjungpinang (2009) ini telah bekerja di SMP Negeri 5 Tanjungpinang sebagai staf pengajar Bahasa Indonesia dan juga Pengelola Pustaka. Dan ia juga sebagai mahasiswa FKIP Umrah Tanjungpinang.

Menurutnya, puisi adalah suatu catatan harian yang sudah barang tentu dijadikan kegiatan pokok. Sebabnya, tanpa menulis dan menuangkan inspirasi melalui puisi, baginya sangat tidak nyaman dan kesehariannya tak berwarna. Menulis puisi tak perlu dalam keadaan sepi atau hening bahkan menyendiri di ruangan gelap. “Dimanapun kita bisa menulis puisi, banyak orang yang berpendapat untuk menulis puisi haruslah dalam keadaan sepi dan tidak dapat diusik. Asalkan konsentrasi kita penuh dan fokus, Insya Allah akan menelurkan puisi yang bagus” tuturnya.

Untuk memulai menulis puisi awalnya memang sulit. Fakhri memiliki trik khusus bagi pemula dalam hal menulis puisi. Tulislah segala hal yang menurut Anda menarik dan mengusik perhatian. Hindari kata-kata yang lazim digunakan dan bersifat non-puitis. Bukan berarti semua kata diubah menjadi puitis. Tulis hingga selesai. Jangan pernah beranggapan bahwa puisi itu bagus atau jelek, biarkan saja. Kemudian revisi puisi itu, apakah perlu ditambahkan atau dikurangi kata-katanya. Yang terpenting baginya adalah banyak membaca referensi yang berkaitan dengan puisi dan buku-buku puisi dari penyair-penyair.

Hingga saat ini, Fakhri sudah menuliskan banyak puisi. “Saya menulis puisi dari saya duduk dikelas 2 SMP, hingga saat ini puisi saya berjumlah sekitar 300 judul puisi.” jelasnya. Dan ia juga berharap puisi-puisi yang ditulisnya itu dapat dibukukan dan dipublikasikan.

Jadikan puisi sebagai catatan harian pengganti diary. Ekspresikan keseharian kita dalam tulisan yang berbentuk puisi. Sebab dengan berpuisi, secara tidak langsung kita sudah menemukan solusi atau jawaban dari permasalahan yang kita hadapi. Nah, mari menulis puisi. Sebab dari menulis puisi kita akan kaya. Bukan berarti kaya akan harta, namun kaya akan pengalaman dan kosa kata. Mari menulis.... (20/03/11)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar