Senin, 18 Juli 2011

Matahari Kini Telah Terbenam Didasar Lautan (Dedicated For Alm. TUSIRAN SUSENO 1957-2011)



Tergetar hati ini

Saat malam menumpah

Bertebaran segenap gemercik bintang

Rasanya terang

Bulan pun seperti riang-riang gembira

Tak ada tanda-tanda

Untuk melepasnya untuk pergi


Sepuluh lebih sepuluh

Ku buka lentera nokia ku disamping telinga kiri

Ternyata ada sebuah pesan singkat

Yang mengabarkan bahwa

“Kau telah tiada”

Aku terdiam sejenak

Bertanya-tanya dalam hati

Bingung tak karuan


Seingatku...

Terakhir ku jumpa

Ku melihat dirimu masih bersiar-siar

Memakai motor barumu

Di tepi laut bersama buah hatimu

Mungkin itulah yang terakhir kali ku melihatmu


Malam menjadi kelam

Membuncah rasa sedih

Duka dan pilu

Saat sosok sastrawan dan budayawan itu

Pergi melayang

Meninggalkan kita

Untuk selamanya

Membekaskan segenap keindahan makna kata

Yang tersirat dalam karyamu yang spektakuler


Matahari kini telah terbenam didasar lautan

Mutiara pun telah karam

Sepuluh ribu pantun memberikan selaksa kenangan

Sebagai tanda kasih sayang darimu

Bangsawan....


Namun...

Ku yakin akan terbit lagi matahari

Yang berasal dari bawah laut

Sebagai penggantimu

Akan timbul mutiara indah

Yang karam dilautan

Untuk memberikan sinar yang baru

Untuk negeri kata-kata

Lekaslah lahir sejuta, semiliyar dan setrilyun pantun

Sebagai senjata utama tuturan

Di negeri Pantun ini


Tok Tusiran...

Selamat Jalan

Innalilahiwainailaihirajiun

Tenanglah...

Sampailah...

DipangkuanNya dengan lancar

Kami disini kau tinggalkan

Dengan penuh keyakinan dan doa

Untuk perjalananmu yang abadi

Selamat Jalan....


Negeri Pantun, 13 Juli 2011

My room, 22.56 wib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar