Senin, 11 Januari 2010

Facebook, Twitter, Apa Lagi?



Indira Rezkisari

Yang sering kita lupa, ada juga etika yang perlu dipatuhi di sana.

Sebut saja namanya Rana. Sepekan lalu, dia mungkin cuma dikenal saudara atau temannya. Tapi Senin malam (4/1), Rana mendadak tenar. Namanya sibuk dibahas, disebut-sebut, dipertanyakan, dicaci sampai dibela.


Siapa Rana? Ternyata, inilah
cewek yang menyebut alay alias norak dan kampungan untuk para pengguna Blackberry di jagat Twitter. Bisa ditebak, hasilnya dalam sekejap Rana menjadi perbincangan dunia maya. Di Twitter, kaskus, sampai ke blogspot miliknya.

Popularitas Rana mencuat karena nama murid SMP itu masuk dalam jajaran
trending topics atau hal-hal yang sedang paling banyak diomongkan di Twitter. Itu artinya ada banyak banget orang yang nge-tweet dengan menulis Rana di dalamnya statusnya.

Blogspot milik Rana pun pasti langsung hits karena dia menulis permohonan maaf dan pembelaan dirinya atas sepenggal kalimatnya di Twitter.

Lain Rana, lain Luna Maya. Tahu
dong bagaimana hebohnya kasus Luna versus pekerja infotainment? Yah, terlepas dari pro kontra, sekarang ini kekuatan situs jejaring sosial sudah nggak bisa dianggap sebelah mata.

Jejaring sosial di dunia maya memang unik. Bukan cuma ampuh untuk mendatangkan dan menemukan banyak teman, tapi sukses juga untuk bikin orang sebal dan menjauh dari kita.


Sekarang tergantung pada penggunanya mau memanfaatkan teknologi itu. Kalau kamu hobi jualan,
Facebook bisa kamu manfaatkan sebagai sarana promosi. Tinggal uploadfoto barang dagangan kamu, perbanyak teman, dan siap-siap bertransaksi.

Kalau kamu suka menulis,
Twitter bisa jadi tempat ampuh untuk berbagi pandangan kamu yang tertuang di blog. Linkaja tulisan kamu (jangan lupa pake shrink URL ya). Semakin banyak orang yang follow kamu, makin banyak opini yang bisa masuk ke kamu.

Twitter juga menarik karena ada banyak orang tenar (bukan cuma artis) yang rajin menautkan hal-hal yang mereka pandang menarik. Seru bukan?

Nggak cuma berfungsi menghangatkan hubungan pertemanan, jejaring sosial punya banyak sisi lain yang bermanfaat kok. Yang tidak boleh dilupakan adalah soal etika. Meski kamu sedang asyik ber-Facebook ria lewat telepon genggam di dalam kamar sendirian, selalu ingat kalau apa yang kamu tulis dibaca oleh banyak orang. Sopan di kehidupan nyata, sopan pula di dunia maya. Gampang saja, kan? ed: endah


Lirik yang Lain

Kalau
nggak puas dengan Facebook dan Twitter, tenang saja ada banyak situs jejaring sosial yang bisa kamu ikuti. Dari yang sudah lama banget eksis seperti Friendstersampai yang baru mulai banyak dilirik. Mau tahu?

* Formspring.me
Penasaran?
Nanya dong. Di mana kalau mau bertanya? Jawabannya, formspring.me. Inilah situs yang diciptakan FormSpring yang membolehkan kamu menciptakan ruang tanya jawab buat teman-teman atau siapa pun itu yang ingin nanya-nanya ke kamu. Mulai dari pertanyaan iseng ke teman makan apa dia hari ini. Sampai pertanyaan serius ke misalnya seorang blogger terkenal tentang cara mengedit tulisan di wikipedia.
Kamu juga bisa menyiarkan respons atas pertanyaan yang kamu anggap menarik ke
Tumblr,Twitter,Facebook, atau blog milik kamu sendiri. Seperti lainnya, formspring.megratis. Sign up-nya juga nggak ribet. Cuma butuh satu menit untuk membuat akunnya.

* Geni.com
Bentuknya mirip
Facebook atau Friendster, tapi khusus buat kamu dan keluarga. Jejaring sosial geni.com memang dirancang untuk sebuah keluarga bisa tetap berhubungan secara interaktif. Yang lucu di sini adalah pohon keluarga yang bisa menampung silsilah keluarga sampai ke buyut. Kamu bisa menaruh foto, profil, biodata, sampai notifikasi ke setiap anggota keluarga kala salah satu di antara keluarga kamu ada yang berulang tahun atau merayakan hari istimewa mereka.
Upload video waktu Lebaran kemarin di geni.com. Atau foto-foto waktu keponakan kamu pentas di sekolahnya. Anggota keluarga lain yang nggak hadir bisa tetap merasakan kebersamaan keluarga berkat video atau foto yang kamu bagi.

* Plurk
Dengan situs jejaring sosial satu ini, kita bisa mengirim
updates yang dikenal dengan istilah 'plurks' lewat pesan singkat atau links yang isinya sekitar 140 karakter. Updates itu yang bakal muncul di halaman pengguna dengan model timeline yang berisi seluruh updates dan mengirim juga ke pengguna lain yang telah terdaftar untuk menerimanya.
Para pengguna lain dapat merespons
updates pengguna lain dari timeline mereka lewat situs Plurk.com dengan cara mengirim pesan instan atau SMS. Saat ini Plurk termasuk jejaring sosial yang populer di kawasan Asia seperti Taiwan, Filipina, termasuk Indonesia.

* Tagged
Situs
tagged.com adalah jejaring sosial yang dibentuk pada 2004. Dengan Tagged, para pengguna bisa membuat sendiri profil yang mereka inginkan. Kamu juga bisa menambahkan video dan widget dalam profil, bisa mengunggah foto, main game online, mengirim dan menerima hadiah, sampai bertemu dengan anggota lain yang punya hobi dan umur yang sama dalam chat room.

* MySpace
Situs yang bermarkas di Beverly Hills, California, ini sempat menjadi situs jejaring sosial paling populer di AS pada 2006. Namun, belakangan langkahnya disalip oleh
Facebook.
Mirip juga dengan
Facebook, MySpace juga menawarkan jaringan antar teman, profil pribadi, blog, grup, foto, musik, dan video untuk semua orang di seluruh dunia. indira/endah


Apa Kata Kamu

Setiap orang punya alasan masing-masing untuk ikut situs jejaring sosial. Ada yang pilih
Twitter, ada yang pilih Facebook, ada juga yang memilih nggak punya satu pun akun di jejaring sosial itu. Dua teman kamu memaparkan alasan dan pilihan mereka. Bagaimana dengan kamu? Apa pilihan kamu?


'Beda Fungsi'

Diva Nabila Arumsari (13 tahun)
Kelas 2 SMP Labschool Kebayoran Jakarta

Aku punya
Twitter karena banyak teman yang punya. Komunikasi aku sama teman jadi sekarang banyak lewat Twitter juga. Facebook masih ada, tetapi fungsinya jadi beda. Kalau Facebook buat lihat foto sama main games. Kalau Twitter lebih enak buat ngobrol.
Teman aku yang ada di
Facebook masih lebih banyak dibanding teman aku di Twitter. Isi keduanya hampir sama sih. Rata-rata teman sekolah aku. Ngobrol di Twitter lebih enak karena menurut aku lebih komunikatif. Bentuk Twitter juga lebih ke update status dan bisa attach nama teman di situ. Responsnya jadi lebih enak.
Dulu coba-coba punya akun di
Twitter mulanya iseng. Aku lumayan ikut tren dunia maya ya. Zaman Friendster aku juga punya. Sekarang, Friendster aku udah nggak pernah dibuka lagi.


'Untuk Berpantun'

Fakhriyansyah (18 tahun)
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Prodi Bahasa Indonesia
Angkatan 2009 Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang

Buat saya,
Facebook bukan sekadar jejaring sosial untuk menambah teman. Facebook udah jadi sarana untuk mengembangkan potensi dan kreativitas yang ada sang pengguna. Makanya, saya mengelola Facebook supaya optimal dalam menyalurkan hobi saya di bidang sastra Indonesia.

Saya termasuk orang yang gigih memberikan semangat atau motivasi ke teman-teman saya soal menyukai sastra Indonesia. Terlebih bidang itu sudah menipis di kalangan generasi muda. Karena itu saya aktif memasukkan puisi-puisi karangan saya ke
note di Facebook. Atau saya update status dalam bentuk pantun.

Saya juga suka memberi komentar tentang budaya ke sahabat-sahabat saya di
Facebook. Salah satu seniman yang juga Walikota Tanjungpinang, Suryatati A Manan, kadang mengomentari pantun atau puisi saya. Saya memang berteman dengan beliau di Facebook. Masih ada komentar lain termasuk dari seniman asal Singapura, lho.

Memanfaatkan jejaring sosial lain rasanya belum minat. Saya masih ingin mengembangkan diri lewat
Facebook. Soalnya, selain kuliah, saya bekerja sebagai staf tata usaha di SMP Negeri 5 Tanjungpinang. Agak sibuk jadinya.