![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMZoBj9NWkGguF69iGeMjOBSB0IN2fQrYaOZZzYd8qB9d7gS2oDHILYmh-VFSh4YF7-qqs1DA8VvMhAhrJgGIsliE0ahzFAIwKFOj8ZNLRU_jE1k5y4OLb8UghzDRxyurQXE1Lu7zpCUUP/s400/selamat+jalan+tok+tusiran.png)
Tergetar hati ini
Saat malam menumpah
Bertebaran segenap gemercik bintang
Rasanya terang
Bulan pun seperti riang-riang gembira
Tak ada tanda-tanda
Untuk melepasnya untuk pergi
Sepuluh lebih sepuluh
Ku buka lentera nokia ku disamping telinga kiri
Ternyata ada sebuah pesan singkat
Yang mengabarkan bahwa
“Kau telah tiada”
Aku terdiam sejenak
Bertanya-tanya dalam hati
Bingung tak karuan
Seingatku...
Terakhir ku jumpa
Ku melihat dirimu masih bersiar-siar
Memakai motor barumu
Di tepi laut bersama buah hatimu
Mungkin itulah yang terakhir kali ku melihatmu
Malam menjadi kelam
Membuncah rasa sedih
Duka dan pilu
Saat sosok sastrawan dan budayawan itu
Pergi melayang
Meninggalkan kita
Untuk selamanya
Membekaskan segenap keindahan makna kata
Yang tersirat dalam karyamu yang spektakuler
Matahari kini telah terbenam didasar lautan
Mutiara pun telah karam
Sepuluh ribu pantun memberikan selaksa kenangan
Sebagai tanda kasih sayang darimu
Bangsawan....
Namun...
Ku yakin akan terbit lagi matahari
Yang berasal dari bawah laut
Sebagai penggantimu
Akan timbul mutiara indah
Yang karam dilautan
Untuk memberikan sinar yang baru
Untuk negeri kata-kata
Lekaslah lahir sejuta, semiliyar dan setrilyun pantun
Sebagai senjata utama tuturan
Di negeri Pantun ini
Tok Tusiran...
Selamat Jalan
Innalilahiwainailaihirajiun
Tenanglah...
Sampailah...
DipangkuanNya dengan lancar
Kami disini kau tinggalkan
Dengan penuh keyakinan dan doa
Untuk perjalananmu yang abadi
Selamat Jalan....
Negeri Pantun, 13 Juli 2011
My room, 22.56 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar